JAKARTA (WAKTUBERITA) – Nilai tukar rupiah memperoleh sentimen positif berkat aksi buy on dip yang terjadi di sejumlah pasar saham Asia, meskipun tekanan eksternal masih membayangi.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa aksi beli saat harga turun di pasar saham hari ini dapat menopang minat terhadap aset berisiko, termasuk rupiah.
“Meski masih ada tekanan dari isu perang tarif dan negosiasi dagang, aksi buy on dip bisa menjadi angin segar bagi rupiah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (8/4).
Ia mencatat bahwa sebagian bursa Asia menunjukkan pemulihan pada pagi hari, menandakan investor memanfaatkan harga saham yang sempat turun tajam untuk masuk kembali ke pasar. Sentimen ini, kata Ariston, berpotensi meredam pelemahan mata uang garuda.
Namun demikian, Ariston mengingatkan bahwa rupiah masih rentan terhadap gejolak global, terutama setelah libur panjang Lebaran.
“Pasar Indonesia yang baru dibuka mungkin merespons sejumlah isu negatif, termasuk tarif baru dari AS dan aksi balasan dari China serta Kanada,” tambahnya.
Di awal perdagangan, rupiah dibuka melemah 24 poin atau 0,14 persen ke level Rp16.846 per dolar AS dari penutupan sebelumnya Rp16.822. Meski demikian, ia memproyeksikan bahwa rupiah bisa menguat dan ditutup di sekitar Rp16.700 jika sentimen pasar membaik.